Alat musik Tiongkok mempunyai sejarah setidaknya selama 7.000 tahun. Pada masa Dinasti Zhou 3.000 tahun yang lalu, ada sekitar 70 alat musik. Ketika ini, ada ratusan alat musik Tiongkok. Secara keseluruhan alat musik Tiongkok bisa digolongankan ke dalam alat musk petik, perkusi, gesek, dan tiup.
Bangsa China memiliki kekayaan budaya musical yang telah tumbuh dan berkembang sejak dulu. Suling jiahu adalah merupakan alat musik tradisional China yang ditemukan pada tahun 1999. Instrumen tertua di Cina adalah instrument musik tertua di dunia yang terbuat dari tulang dan dibuat sekitar tahun 7000 tahun SM.
Sejarah Singkat Musik Tradisional Tiongkok
Sebuah koleksi lonceng, drum, alat musik tiup, dan alat musik dawai dari perunggu pada makam bangsawan Yi dari Zeng (abad 5 SM). Bangsa Cina mempercayai suatu tradisi bahwa bunyi nada yang harmonis merupakan keselarasan alam semesta. Selama lebih dari 2000 tahun Cina dikuasai oleh pengajaran ahli filsafat Konfusius yang beranggapan bahwa musik adalah suatu totalitas kegiatan terpelajar, meliputi berpikir, bertindak https://www.smktamanilmu.com/, dan mengatur.
Alat musik tradisional Tiongkok
Alat musik tradisional Tiongkok mengacu kepada seluruh jenis alat musik yang dipergunakan dalam norma budaya Tionghoa. Alat musik tradisional Tiongkok secara sederhana dapat digolongkan sebagai berikut:
Guqin (Hanzi: 古琴, Pinyin: Gǔqín)
Alat musik ini termasuk kerabat dari keluarga kecapi, dan mempunyai sejarah panjang di Tiongkok.
Guqin ialah raja alat musik kuno Tiongkok dan sudah diaplikasikan pada masa Dinasti Zhou.
Musik dijadikan dengan memetik dawainya.
Mulanya mempunyai lima dawai, kemudian pada masa Dinasti Wei dan Jin, Guqin dengan tujuh dawai menjadi alat musik yang lazim diaplikasikan.
Guqin mempunyai gema yang kuat, bisa untuk memainkan nyanyian dengan bentang nada lebar dan betul-betul fleksibel.
Layak untuk nyanyian yang kuat dan megah, juga nyanyian lembut dan hening.
Alat musik ini mempunyai warna bunyi yang dalam, tapi hening, yang tak dimiliki oleh alat musik lain.
Guqin sudah diatur oleh UNESCO sebagai warisan kultur Tiongkok yang seharusnya dilestarikan.
Guzheng (Hanzi:古筝, Pinyin: Gǔzhēng)
Guzheng termasuk alat musik tradisional Tiongkok yang betul-betul populer pada masa Dinasti Qin.
Guzheng memiliki wujud seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak bunyi.
Alat musik ini diaplikasikan khusus untuk mencontoh bunyi ombak dan lolongan angin.
Guzheng pada mulanya cuma mempunyai 5 dawai.
Pada zaman dinasti Qin dan Han jumlah dawainya bertambah menjadi 12.
Pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlah dawainya bertambah lagi menjadi 14 – 16.
Standar Guzheng yang diaplikasikan semenjak tahun 1970 sampai dikala ini terdiri dari 21 dawai.
Pipa (Hanzi: 琵琶, Pinyin: Pípá)
Pipa ialah alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 dawai.
Metode memainkannya dengan dipetik mirip dengan Guqin.
Tapi, Pipa mempunyai perbedaan, adalah betul-betul fleksibel, bisa menciptakan bunyi 10.000 kuda, nyanyian melankolis, juga nyanyian-nyanyian riang dan menyenangkan.
Alat musik pipa ini sudah ada pada zaman Dinasti Qin (221 SM – 206 SM) dan sudah dimainkan selama lebih dari 2.000 tahun.
Pada masa Dinasti Tang (618-907), Pipa menjadi populer dalam mengisi acara kerajaan.
Pada masa itu pipa dimainkan secara horizontal dengan empat hingga dengan lima dawai sutra dan lima hingga 6 fret.
Erhu (Hanzi: 二胡, Pinyin: Èrhú)
Erhu termasuk keluarga alat musik gesek, ialah alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer disamping Guzheng dan Dizi.
Erhu yakni alat musik yang dimaksimalkan dari Xiqin, Jiqin, dan Huqin pada masa Dinasti Tang dan Song.
Bunyi Erhu bisa berubah-ubah.
Erhu dapat dimainkan untuk musik lembut, juga gigih.
Banyak opera Tiongkok memakai Erhu sebagai alat musik utamanya.
Xiao (Hanzi: 箫, Pinyin: Xiāo)
Xiao yakni alat musik tiup berupa seruling vertikal yang berasal dari Tiongkok.
Xiao pada masa Dinasti Qin dan Han merujuk pada Paixiao, seruling dengan 16 buah seruling mendatar dengan banyak pipa untuk nada, berbentuk tabung-tabung yang dibentuk menjadi satu, setiap tabung menciptakan bunyi yang berbeda. slot gacor terbaru
Alat musik ini tak lagi diaplikasikan semenjak Dinasti Song dan Yuan.
Xiao yang kita lihat kini yakni jenis dari Qiandi, dari masa Dinasti Han dan dihasilkan dari satu tabung.
Aslinya Xiao yakni alat musik klasifikasi minoritas.
Bunyi Xiao ringan dan elegan, cukup bagus menggantikan Guqin.
Xiao yakni alternatif unggulan bagi orang yang memilih hidup di lautan ataupun gunung.
Dizi (Hanzi: 笛子, Pinyin: Dízi)
Dizi yakni nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang berasal dari Tiongkok, dengan membran getar.
Sebelum Dinasti Han, Di merujuk pada seruling vertikal.
Kemudian pada masa Dinasti Tang, nama Di untuk seruling horizontal dan Xiao untuk seruling vertikal.
Pada abad ke 7 M, sebuah selaput ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi.
Dizi menciptakan bunyi yang bening, keras, menyenangkan, dan bergairah.
Dizi betul-betul sesuai untuk menghadirkan kemsenangan dan kegembiraan.
Pembuatan Dizi cukup simpel dan murah sehingga menjadi alat musik yang populer di kalangan rakyat jelata.
Yangqin (Hanzi: 扬琴, Pinyin: Yángqín)
Yangqin yakni alat musik perkusi yang memilik banyak dawai.
Komposisinya terdiri dari tiga komponen utama, ialah rangka, dawai, dan kunci-kunci.
Metode memainkannya, memukul dengan alat pemukul berupa stik bambu.
Alat musik yang berasal dari Tiongkok ini, mulanya bernama Yangqin (洋琴), disadur dari Persia. Karakter Yang (洋) disini berarti asing. Pantas perkembangannya, karakter Yang (洋) berubah menjadi Yang (扬) yang berarti diakui.
Yangqin masuk ke Tiongkok pada masa Dinasti Ming via kota pesisir seperti Guangdong.
Yangqin disebut juga Hudie Qin (蝴蝶琴) yang secara harafiah berarti Siter Kupu-kupu, dan masih dimainkan kini di Shanghai dan grup musik Kanton.
Yangqin bisa dimainkan secara solo atau komponen dari grup musik.
Bunyi yang dijadikan Yangqin berkumandang dan kuat, tapi lembut.
Yangqin gampang dipadukan dengan alat musik lainnya.
Bianzhong (Hanzi: 编钟, Pinyin: Biānzhōng)
Bianzhong yakni sebuah alat musik perkusi Tiongkok yang terdiri dari sebuah set lonceng perunggu berjenis-jenis ukuran, yang dimainkan secara bermelodi. Lonceng-lonceng hal yang demikian kosong dan masing-masing diukir dengan wajah binatang.
Set lonceng hal yang demikian diaplikasikan sebagai alat musik polifonik dan sebagian lonceng hal yang demikian berasal dari 2.000 hingga 3.600 tahun yang lalu. Lonceng-lonceng hal yang demikian digantung dalam sebuah bingkai berkayu dan dibunyikan dengan sebuah martil.
Ada sebagian variasi Bianzhong, tergantung pada jumlah lonceng yang dimilikinya.
Lonceng dapat berjumlah 9, 13, 16, 64, dan seterusnya.
Bunyi Bianzhong mirip deengan lonceng, adalah bening, murni, dan mengumandangkan.
Alat musik ini berakibat dalam ritual dan musik Tionghoa jaman kuno.